UMAT TELADAN YANG TAK LAGI TELADAN
Ketika kita membuka lembaran-lembaran Al-qur`an, kita akan dapati di dalam surat Al-Imron ayat 110 Alloh SWT berkata :
كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون بالله ولو آمن أهل الكتاب لكان خيرا لهم منهم المؤمنون وأكثرهم الفاسقون ۩
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”
Benarkah kita umat terbaik dan umat teladan ? dan sudah kah kita beramar ma`ruf nahi munkar ?
Lalu kita buka lagi lembaran-lembaran Al-qur`an, kita dapati surat Al-ahzab ayat 21 Alloh berkata :
لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا ۩
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Kemudian, adakah terpikir/ terbersit dalam pikiran kita, mengapa umat yang diciptakan, dilahirkan sebagai umat teladan dan di beri contoh langsung oleh Rosululloh SAW ini tidak menjadi teladan di muka bumi. ?
Coba liat kembali dalam Alquran Alloh SWT berkata dalam surat Al-Ambiya ayat 107 :
وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين ۩
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Bahwa Alloh SWT mengutus Rosululloh SAW agar menjadi rahmat bagi semesta alam, setelah beliau wafat tentulah menjadi tugas umatnya untuk menebarkan rahmat kepada seluruh alam.
- maka sudahkah dunia dalam rahmat Alloh lewat karya-karya dan perbuatan-perbuatan umat
teladan ini ?
- dan sudahkah dunia dalam rahmat Alloh melalui keteladanan umat teladan ini ?
- jika belum lagi-lagi kita umat teladan yang tak lagi teladan.
Bukankah Rosululloh telah memberikan keteladanan kepada kita, ketika beliau bertutur kata lemah lembut nan menyejukkan ?
Kala beliau menebar kasih sayang dan tak pernah mengukir dendam…
Di kala beliau mempersaudarakan ummat dengan cara pengamalan surat Al-hujurat ayat 10
إنما المؤمنون إخوة فأصلحوا بين أخويكم واتقوا الله لعلكم ترحمون ۩
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
Dikala beliau membangun masjid dan memakmurkannya dengan segala ibadah…
Dikala beliau taklukan musuh-musuh dengan damai dan penuh keadilan…
Dikala beliau menghilangkan kesulitan tukmenjalankan syariat islam sehingga menjadi mudah dan menyenagkan…
Dikala beliau teladankan isi Al-Quran dalam perbuatan…
Ternyata umat ini tak juga teladan.
Islam adalah dien yang penuh rahmat untuk semesta alam. Ini sudah dinyatakan dalam
QS. Al-Anbiya ayat 107 :
وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين ۩
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Yang menjadi pertanyaan apakah yang di maksud dengan rahmat bagi semesta alam ini ?
Secara umum kita semua pasti sudah mengetahui ma`na ayat tersebut, hanya saja kita memiliki persepsi teknis operasional yang berbeda tentang ayat tersebut.
Atau bahkan malah ada yang tidak memiliki persepsi teknis operasional sama sekali, dikiranya ayat tersebut imformasi yang takpunya konsekwensi amalan, hanya berita penyenang hati bahwa Rosululloh sedang membawa berita gembira bagi kita.
Padahal ayat tersebut memiliki ma`na operasional dan mengandung perintah untuk merealisasikan ajaran beliau sampai terciptanya kondisi yang disebut Rahmatan Lil`alamin.
Kemudian ketika kita buka lagi lembaran-lembaran Al-Quran kita dapati di dalam ayat 30 dari surat Al-Furqon :
وقال الرسول يا رب إن قومي اتخذوا هذا القرآن مهجورا ۩
“Berkatalah Rasul: "Ya Robku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an itu sesuatu yang tidak diacuhkan".
Dalam ayat tersebut Rosululloh pernah mengadukan umatnya tentang sikap mereka terhadap Al-Quran.
Inilah penyebab ketidak teladanan umat teladan ini yaitu telah meninggalkan kitab pedoman hidupnya yaitu Al-Quran Al-Karim.
Marilah kita kembali kepada Al-Quran.. berbuat, bertingkah laku, bergaul, bertuturkata, kehidupan dalam berkeluarga, berjama`ah bahkan dalam bernegara semuanya harus sesuai dengan aturan AL-QURAN AL-KARIM agar kita umat teladan ini menjadi teladan kembali.
Wallohu `alam
*Abu Nail
Tidak ada komentar:
Posting Komentar